4 Alasan Kenapa RPA Tepat Untuk Indonesia

22 November, 2020

Penerapan otomatisasi proses Robotics (Robotics Process Automation - RPA) telah meningkat di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Namun, selain beberapa perusahaan besar, pelaku bisnis di Indonesia masih belum mencoba dan mengadopsi solusi digital khusus ini.

Dan ini terlepas dari fakta bahwa Gartner melaporkan bahwa pengeluaran RPA akan mencapai US $ 2.4 miliar pada tahun 2022, dengan banyak perusahaan- perusahaan perbankan dan asuransi berada digaris depan dalam peralihan ke otomatisasi.

Tapi apakah arti dari RPA?

RPA adalah solusi digital yang dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas berisiko tinggi dan berulang yang berbasis aturan seperti  memasukan data (data entry). Intinya, robot RPA sebenarnya adalah perangkat lunak (software) yang bisa diprogram untuk melakukan tugas-tugas seperti registrasi pelanggan, misalnya.

Namun, robot tidak terbatas pada tugas- tugas yang sederhana. Faktanya, RPA dapat juga digunakan untuk tugas yang lebih komplek (rumit) seperti pemrosesan pinjaman atau bahkan menanggapi pertanyaan- pertanyaan.

Selama proses tersebut menggunakan aturan, berulang, dan cukup banyak perubahan dalam aturan, proses tersebut akan menjadi kandidat yang sempurna untuk otomatisasi menggunakan RPA

Kenapa harus menggunakan RPA?

  1. Proses yang lebih cepat
    Sebagai perangkat lunak, robot RPA dapat menyelesaikan tugas- tugas dengan kecepatan yang lebih cepat daripada manusia. Rata-rata, RPA sekitar tiga kali lebih cepat daripada pekerja biasa. Itu berarti lebih banyak pelanggan dapat didaftarkan dan diproses, meningkatkan produktivitas dan efisiensi pada saat yang bersamaan.

    Terlebih lagi, RPA juga dapat bekerja terus menerus, tanpa perlu berhenti, tidak seperti manusia. Sementara manusia perlu istirahat untuk memnuhi kebutuhan mereka sehari- hari, RPA pada dasarnya dapat bekerja 24 jam sehari tanpa berhenti.

  2. Kualitas data yang lebih baik
    Sangat sulit memasukan data (data entry) secara manual untuk benar- benar bebas dari kesalahan. Dan itu bisa menimbulkan masalah bagi nasabah- nasabah, terutama bila kesalahan itu berkaitan dengan rekening mereka.

    Kesalahan dalam data dapat menyebabkan tagihan tertunda atau pelanggan bisa menerima tagihan lebih tinggi dari yang mereka perkirakan sebelumnya. Dan apa yang dimulai sebagai tombol kesalahan sederhana tersebut dapat dengan mudah berubah menjadi mimpi buruk bagi layanan pelanggan.

    Namun dengan penggunaan RPA, kualitas data dapat ditingkatkan.

    Perusahaan- perusahaan telekomunikasi di Indonesia tentunya bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan RPA, mengingat banyaknya pengguna yang ada di negara tersebut. Dan perusahaan utilitas seperti PLN juga akan mendapat manfaat dari penggunaan RPA. Faktanya, bersama dengan perbankan dan asuransi, perusahaan- perusahaan telekomunikasi dan utilitas di luar negeri  termasuk diantara pengguna RPA terbesar.

  3. Bisa digunakan dengan sistem legacy
    Masalah yang mungkin dihadapi seseorang terkait dengan penerapan proyek TI secara umum adalah apakah sistem yang ada dapat menangani solusi tersebut atau tidak. Namun, RPA tidak memiliki masalah seperti itu, karena penerapannya berisiko rendah dan non-invasif. Proyek TI lainnya mungkin memerlukan perombakan sistem penuh atau, setidaknya, untuk sejumlah proses yang akan direstrukturisasi, tetapi tidak demikian dengan RPA.

    Faktanya, mitra operasi di Kanada untuk sebuah perusahaan konsultan besar mencatat bahwa RPA sangat sesuai dengan sistem yang ada. Terutama sistem di sektor publik, yang belum tentu paling maju.

    Pemerintah Kanada, misalnya, mengupayakan RPA sebagai solusi bagi sejumlah departemen yang berbeda.

  4. Karyawan dapat fokus dengan pekerjaan yang lebih penting
    Gagasan tentang hilangnya pekerjaan adalah masalah nyata dan gagasan bahwa otomatisasi dapat menimbulkan ancaman bagi pekerjaan manusia mungkin mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Namun, meskipun benar bahwa pekerjaan seperti juru tulis entri data dan bahkan akuntansi dapat dianggap usang karena RPA, sebuah studi oleh World Economic Forum mengungkapkan sesuatu yang positif.

    Dalam laporan mereka tahun 2018, mereka menyatakan bahwa otomatisasi akan menggantikan sekitar 75 juta pekerjaan, itu juga akan menciptakan 133 juta pekerjaan baru.

    Selain itu, juru entri data dapat beralih dari tugas berulang mereka dengan upskilling atau re-skilling, untuk menerima pekerjaan lain seperti pemasaran atau bahkan layanan pelanggan. Faktanya, laporan Forum Ekonomi Dunia bahkan menyebutkan bahwa pekerjaan yang membutuhkan “keterampilan manusia” seperti pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan, akan mengalami peningkatan permintaan.

Saatnya automatisasi!

Sudah waktunya bagi perusahaan- perusahaan di Indonesia untuk mencari solusi otomisasi seperti RPA, tidak hanya untuk bersaing dengan dunia lain, tetapi juga untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki RPA sebagai solusi.

Setiap perusahaan yang ingin menerapkan RPA harus memiliki strategi terkait dengan proses yang akan diterapkan. Ini dapat dilakukan sendiri — asalkan staf Anda memiliki pengetahuan yang diperlukan — atau dengan bantuan perusahaan konsultan.

Mencari partner implementasi RPA di Indonesia? Crubiks bangga menjadi Silver partner dari UiPath. Kami memiliki keahlian implementasi RPA di sektor retail, media, manufakturing, banking dan institusi finansial.

Copyright ©2020. Crubiks Inc. All Rights Reserved
Copyright ©2020. Crubiks Inc. All Rights Reserved
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram